Sampai kini, kita telah
mengamati bagaimana sel-sel saling berkomunikasi dan dengan cara apa satu sel
mengirimkan pesan ke sel lain. Kita telah sedikit mengupas fungsi pesan-pesan
ini (hormon) dan pengaruh yang dihasilkannya pada sel. Di ruas ini, kita akan
mengamati bagaimana pesan yang disampaikan ke sel oleh suatu hormon dipindahkan
dari membran ke inti sel. Dengan kata lain, kita akan mengamati sistem
komunikasi di dalam sel.
Pusat Komunikasi di dalam Sel dan Stasiun-Stasiunnya
Kebanyakan kita terbiasa
dengan menara-menara komunikasi yang tinggi, dan sebagian besar kita telah
menyaksikan berita televisi tentang peresmian sarana semacam itu. Kesan pertama
yang membekas di pikiran kita mungkin adalah gambaran sebuah bangunan penuh
antena dan peranti listrik yang rumit. Bayangan seperti ini tidak keliru
karena, untuk memahami perangkat teknologi yang digunakan di dalam sarana ini,
orang harus berkeahlian teknik tertentu di bidang elektronika dan komunikasi.
Selain itu, sebagian besar kita mempercayai bahwa kini sarana ini tak dapat
dinafikan untuk memampukan kita berkomunikasi dengan orang-orang di segenap
penjuru dunia. Bayangkan hal ini: apa yang akan terjadi jika semua menara
komunikasi, dengan pusat-pusat dan stasiun-stasiunnya ditutup untuk jangka
waktu sesaat? Tak diragukan lagi, keadaan ini akan mengakibatkan kekacauan dan
kepanikan. Tetapi, tak masalah seberapa banyak kerugian materi yang
diakibatkannya, sistem masih dapat diperbaiki.
Namun, jika komunikasi
antara 100 trilyun sel kita atau komunikasi di dalam satu sel dihentikan
sekejap, dan pesan-pesan seluler tak mencapai tujuannya, akibatnya adalah
kematian. Sistem komunikasi mutakhir dibangun menggunakan peranti-peranti
elektronik dan mekanik berteknologi tercanggih. Namun, kecanggihan teknologi di
dalam sistem komunikasi sel, yang terlalu canggih untuk dipahami manusia,
terbentuk dengan peranti-peranti yang terbuat dari protein. Di dalam protein,
tiada jaringan listrik (atau bahkan semikonduktor) sebagaimana pada peranti
mutakhir; di sana ada atom-atom karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen. Ada
sekitar 30 ribu jenis protein di dalam tubuh kita dan baru dua persen yang
fungsinya benar-benar diketahui.44 Fungsi sebagian besar protein
bagi manusia masih belum diketahui.
Sistem komunikasi
antarsel di dalam berbagai segi menyerupai sistem yang digunakan manusia.
Misalnya, pada membran sel ada “antena” yang menyebabkan sel dapat meraba pesan
yang datang. Tepat di bawah antena ini, terletak “stasiun-stasiun pembangkit
tenaga” yang memecahkan pesan yang dikirimkan ke sel.
Antena-antena ini
terletak pada membran berketebalan seperseratus ribu milimeter yang
mengelilingi sel. Reseptor ini, yang dikenal sebagai “tirosin kinase” terbentuk
dari tiga bagian dasar: antena, tubuh, dan ekor. Bentuk bagian antena yang
menonjol ke luar dari membran sel mirip antena piringan yang digunakan untuk
menangkap pancaran satelit. Sebagaimana setiap antena piringan dirancang hanya
menerima pancaran tertentu satelit, ada beraneka reseptor yang memahami bahasa
pesan yang dibawa oleh aneka molekul hormon.
Pesan yang datang dari
berbagai sel/hormon berinteraksi dengan antena pada membran selnya, namun
setiap antena dirancang hanya untuk meraba satu pesan. Ini rancangan yang
sangat khusus dan karena itu, sebuah pesan tak mungkin salah terkirim ke sel
lain.
Keselarasan luar biasa
dengan mana hormon dan antena diciptakan dalam kaitan satu sama lain dapat
disetarakan dengan hubungan gembok-anak kunci yang teramati pada hampir semua
kegiatan kehidupan. Hanya anak kunci yang tepat dapat membuka gembok; yaitu,
hanya sel yang tepat akan berhubungan dengan pesan yang dikirim, pesan ini tak
bermakna bagi sel-sel lainnya.
Pada saat mencapai sel,
hormon menyebabkan sebuah sistem yang mengagumkan bekerja. Dengan suatu sistem
komunikasi yang sangat khusus, pesan yang masuk ke dalam sel dikirimkan ke DNA
sel itu. Sel \kemudian tergerak bertindak menurut pesan itu.
Untuk memahami bagaimana
ajaibnya operasi ini, bayangkan suatu kejadian biasa yang ditemui setiap orang
dalam kehidupan sehari-hari. Informasi dikirimkan melalui internet ke sebuah
komputer yang terhubung ke jaringan komputer. Informasi yang dikirimkan ke
komputer disalurkan ke peranti lain, misalnya printer, dan printer itu
menuliskan informasi ke kertas. Orang telah memakai komputer sejak tahun
1980-an; yang digunakan di rumah dan di tempat kerja, dan sejak pertengahan
1990-an, internet telah menjadi bagian kehidupan masyarakat. Jika suatu hari
Anda membaca di koran bahwa sebuah komputer yang sangat kecil sehingga tak
kasat mata telah dibuat, dan bahwa komputer ini dapat berkomunikasi dengan
komputer lainnya, tanggapan Anda akan amat lain. Mungkin Anda tak akan percaya
bahwa teknologi ini dapat dibuat sedemikian kecilnya. Namun, di dalam
kehidupan, sesungguhnya ada sebuah sistem komuniksai yang jauh lebih canggih
daripada ini, yang bekerja di suatu tempat yang terlalu kecil untuk dilihat
mata.
Kenyataan bahwa suatu
pesan yang masuk ke dalam antena sel disalurkan dengan kecepatan tinggi ke inti
sel, dan bahwa teknologi yang sangat canggih digunakan di dalam proses
komunikasi ini, adalah suatu keajaiban yang jauh lebih besar daripada sebuah
komputer kecil tak kasat mata. Ini karena sebuah sel adalah sekerat daging dan seluruh
tubuh Anda, dari mata yang Anda gunakan untuk membaca buku ini sampai tangan
Anda yang memegangnya, dibentuk oleh sel-sel yang bekerja bersama. Di dalam
tubuh kita masing-masing, ada100 trilyun organisme kecil yang bersistem
komunikasi sangat canggih. Kini, mari kita amati sistem dengan mana pesan yang
mencapai sel disalurkan di dalam sel, dan mari kita melihat keajaiban
penciptaan yang ditunjukkan di dalam sekerat daging berukuran satu perseratus
milimeter.
Perjalanan Hormon Pembawa Pesan di dalam Sel
Saat mencapai sel,
molekul kurir melekat ke antena di permukaan membran sel. Di dalam proses
pelekatan ini, pesan diteruskan ke antena. Pesan yang diterima oleh antena
kemudian disalurkan ke ekor yang ada di bagian dalam sel. Batang antena
komunikasi renik ini memasuki cairan (sitoplasma) di antara inti dan membran
sel. Sambungan yang terbentuk antara hormon dan antena memulai suatu reaksi
kimia. Reaksi ini menyebabkan antena-antena, yang merupakan satuan-satuan
tersendiri, membentuk kelompok yang terdiri atas dua antena, dan mengakibatkan
perubahan bentuk di bagian ekor. Operasi ini, yang disebut “fosforilasi”,
adalah suatu perubahan yang terjadi saat enzim di bagian tubuh menambahkan
fosfat ke ekornya.
Sejumlah molekul dan
protein menambah dukungan teknis kepada sistem ini. Misalnya, molekul GTP dan
protein-protein berjulukan “G” berpengaruh penting pada tahap ini; zat-zat ini
memasok fosfor untuk fosforilasi. Agar sistem bekerja, banyak faktor berperan
pada saat yang tepat.
Operasi yang dilakukan oleh
enzim itu berperan penting dalam penerusan informasi. Operasi dalam sel ini
dimaksudkan sebagai panggilan pada protein yang dikenal sebagai modul
komunikasi dalam sitoplasma. Akibat sejumlah operasi rumit, modul komunikasi
SH2 diaktifkan, dan sebuah sambungan ke antena kinase tirosin dibangun, yang
merangsang penerusan pesan ini di dalam sel.
Hingga baru-baru ini, tak
seorang pun memiliki gagasan tentang cara pesan yang dibawa hormon mencapai
inti begitu cepat dan dengan kecermatan tinggi. Bagaimanakah mungkin tiada
kesalahan dibuat di dalam penyampaian pesan? Tentunya, sedikit saja kesalahan
dalam proses penyampaian pesan akan menyebabkan, misalnya, produksi protein
yang salah di dalam sel dan kegagalan sistem fisik yang hebat. Penelitian
terakhir menunjukkan adanya modul komunikasi dalam sel. Modul SH2 hanya satu
dari sekitar ratusan ragam modul komunikasi.
Di dalam sel, modul-modul
ini berfungsi sebagai stasiun komunikasi. Karena jasa sistem hebat yang telah
dibangun, pesan-pesan dibawa dari membran sel ke inti. Dari satu sudut pandang,
modul-modul mengagumkan ini dapat dianggap sebagai stasiun-stasiun induk yang
membangun komunikasi dengan ponsel-ponsel. Dengan cara ini, enzim yang bekerja
secara teratur jauh di dalam inti sel mengambil langkah-langkah untuk
memastikan bahwa produksi terjadi menurut “standar ideal”.
Stasiun Komunikasi Moduler
Penelitian yang dilakukan
pada stasiun-stasiun komunikasi ini telah mengejutkan para ilmuwan. Bangunan
modul terbentuk dari protein-protein, yang masing-masing terdiri atas 100 asam
amino. Masing-masing protein memiliki bangun tiga dimensinya sendiri. Karena
rancangan hebat ini, setiap protein dapat membentuk sambungan dengan modul
tertentu. Yaitu, sebagaimana setiap stasiun radio memancarkan siaran pada
frekuensi yang berbeda, pesan-pesan berbeda disampaikan oleh modul komunikasi
sel yang berlainan.
Gagasan “modul” digunakan
di sini untuk menggambarkan potongan-potongan protein yang membentuk
jalur-jalur komunikasi dalam sel benar-benar pembandingan yang tak memadai.
Pembandingan ini menjelaskan bahwa molekul tiga dimensi ini saling sesuai
sebagaimana bagian-bagian rumah pra-cetak yang diproduksi terpisah-pisah. Yang
mengagumkan para ilmuwan adalah bangunan yang muncul sebagai hasil penambahan
fosfat ke reseptor itu sebuah bentuk yang benar-benar dapat dilekati oleh modul
SH2. Berkat hal ini, modul SH2 dan reseptor dapat saling serasi seolah-olah
telah dirancang hanya untuk tujuan itu.
Dengan bantuan sebuah
mikroskop elektron yang mampu memperbesar sebuah obyek satu juta kali, sejumlah
tahap telah teramati yang membuat kita dapat memahami stasiun-stasiun
komunikasi renik, namun para ilmuwan mengatakan bahwa masih ada ratusan modul
komunikasi yang susunannya belum dipahami.45 Modul-modul ini
benar-benar saling selaras dan membentuk suatu sistem isyarat yang tak bisa
salah di dalam sel. Jika salah satu modul tidak pada tempatnya, atau rusak,
komunikasi di dalam sel sungguh-sungguh akan lumpuh; ini menunjukkan betapa
luar biasanya sistem ini.
Sistem komunikasi menakjubkan
dalam sel ini memiliki beberapa “modul pakar” yang membawa pesan yang diterima
dari reseptor di membaran langsung ke gen-gen yang sesuai di dalam inti sel.
Yaitu, modul-modul ini memiliki rancangan tanpa cela sehingga mencari bagian
informasi yang terkandung dalam molekul DNA yang sesuai dengan pesan yang
sedang dibawanya (ada cukup informasi di dalam tubuh manusia untuk mengisi
sejuta halaman ensiklopedia). Dengan cara ini, modul-modul memastikan bahwa
jumlah protein yang dibutuhkan oleh sel dihasilkan tanpa kesalahan. Bahwa
sepotong protein berukuran sepersejuta milimeter dapat demikian cerdas dan
sadar merupakan suatu keajaiban.
Semua penyelidikan ini
menunjukkan bahwa sitoplasma sel penuh dengan berbagai organel dan protein,
dan, sekali lagi, bahwa sel adalah bangunan paling rumit yang ada di alam
semesta. Sistem komunikasi dalam sel merupakan sebuah contoh akan hal ini.
Tentunya, hebatnya keteraturan di dunia sel merupakan perintah Allah, Tuhan
semesta alam.
Mekanisme Kendali pada Komunikasi
di dalam Sel
Berbagai hormon
berpengaruh tertentu pada sel-sel tujuannya; ini penting jika tubuh manusia
harus berfungsi secara teratur. Misalnya, pesan yang dibawa oleh insulin dan
glukagon — hormon-hormon yang mengatur kadar gula di dalam darah — sungguh-sungguh
saling bertentangan. Karena itu, kedua hormon ini menghidupkan jalur komunikasi
sel yang berbeda. Reseptor-reseptor yang berfungsi seperti stasiun komunikasi
menemukan tanpa keliru modul komunikasi untuk meneruskan pesan.
Jika
pilihan yang salah dilakukan pada tahap ini, jaringan komunikasi akan rusak dan
orang akan mati. Namun, reseptor-reseptor di permukaan membran sel bekerja bak
pakar, memastikan bahwa komunikasi berlanjut tanpa henti.
Bagaimanakah reseptor
yang dirangsang oleh berbagai hormon tanpa keliru memilih protein-protein kurir
yang akan bersatu dengannya? Bagaimanakah reseptor-reseptor ini berhasil
menjalankan fungsinya tanpa membuat kesalahan berat? Penelitian para ilmuwan
baru-baru ini telah membantu kita menemukan jawaban pertanyaan-pertanyaan ini.
Komunikasi tanpa cela di dalam sel disebabkan oleh rancangannya yang sempurna.
Mari kita kaji modul SH2
yang paling kita akrabi. Sepotong kecil protein ini terdiri dari dua bagian
penting. Sebagian SH2 adalah bagian yang melekat kuat ke ekor reseptor. Bagian
kedua SH2, bagian yang mewarnai sifat dasarnya, bekerja bak sebuah perangkat
pembaca kode.
Jumlah dan susunan asam
amino di bagian ekor reseptor membentuk kode pesan yang dibawa ke sel. Kode ini
hanya dipecahkan oleh modul SH2 tertentu. Modul yang sama inilah yang menyatu
dengannya. Bagian satunya lagi modul ini menyatu dengan modul lain. Dengan cara
ini, suatu garis komunikasi khusus terbentuk di antara membran dan inti sel.
Pendeknya, seluruh operasi yang rumit ini tak terjadi acak; operasi ini disusun
menurut suatu sistem tertentu. Susunan ini menunjukkan bahwa segalanya telah
diciptakan dengan cara yang penuh pertimbangan dan selaras.
Sekarang, untuk mengamati
suatu contoh keselarasan ini, mari kita amati mekanisme komunikasi yang bekerja
untuk memulihkan bagian tubuh saat tangan seseorang terluka. Pada keadaan
seperti ini, sebuah molekul kurir bernama PDGF (faktor penumbuh turunan
platelet) menyatu dengan reseptor pada sel-sel otot halus dalam pembuluh darah
yang mengalami kerusakan. Akibat penyatuan ini, ekor reseptor di dalam sel
menempel dengan sebuah protein bernama Grb2. Grb2 adalah sebuah protein kurir
yang terbentuk dari penyatuan partikel SH2 dan SH3; untuk membentuk komunikasi
antarprotein, berfungsi sebagai sebuah adaptor. Kemudian, Grb2 membaur dengan
sebuah protein kurir bernama “sos” yang ada di dalam sitoplasma yang mengandung
enzim. sos kemudian mengaktifkan protein lain bernama “ras”. Dengan cara ini,
pada akhir rangkaian operasi ini, sos mengirimkan perintah ke gen-gen terkait
di dalam sel. Lalu, sel-sel mulai membelah diri untuk menyembuhkan luka.46
Para ilmuwan membuat
kajian berikut berdasarkan pada penelitian mereka: sistem komunikasi sel adalah
mekanisme yang otomatis mencegah kesalahan fungsi. Mekanisme ini sebuah hasil
dari suatu rancangan hebat yang jauh lebih maju daripada sistem kendali yang
digunakan oleh teknologi tinggi mutakhir. Jadi, sejak penciptaan manusia,
hormon, reseptor, adaptor, protein, dan unsur-unsur renik telah bekerja dalam
sistem kerjasama yang benar-benar selaras.
Tidak mungkin
menyimpulkan bahwa keteraturan yang begitu rumit ini terjadi secara evolusi.
Kerumitan sistem ini luar biasa dan lebih canggih daripada sistem komunikasi
yang dibentuk oleh suatu perusahaan internasional, dengan cabang-cabang, pusat
produksi dan pemasaran tersebar di seluruh dunia. Di atas semua itu, bukan
manusia yang sadar, berpengetahuan, terpelajar, dan cerdas yang menjalankan
jaringan komunikasi terpadu yang hebat ini, melainkan molekul-molekul renik
yang terlalu kecil untuk dilihat mata. Tentunya, Dialah Allah Yang Esa yang
membentuk sistem ini.
Kurir-Kurir Istimewa di dalam Sel
Jika Anda bertanya kepada
teman-teman Anda apakah kemajuan komunikasi terpenting pada zaman kita,
“Internet” mungkin menduduki peringkat pertama. Kemudian, tanyakanlah mengapa
mereka berpikir demikian. Mereka akan menjawab bahwa teknologi internet
memungkinkan disampaikannya sejumlah besar informasi dari satu ujung dunia ke
ujung lainnya dalam waktu singkat. Teknologi internet merupakan perkembangan
terpenting dalam sejarah manusia, namun juga benar bahwa kecepatan dan daya
tampung penyaluran informasi yang diberikan internet lambat jika dibandingkan
dengan penyaluran informasi antarsel.
Sel-sel syaraf di otak
(neuron) atau mata sebenarnya berdaya tampung penyampaian informasi tercepat.
Di dalam sel-sel ini, ada
sistem yang berfungsi setiap saat agar penyampaian informasi cepat dan tanpa
kesalahan. Penelitian terakhir tentang jaringan komunikasi sel-sel syaraf
menunjukkan bahwa sejumlah protein pada jalur neuron memiliki “domain perangkai
berjumlah sangat besar” .47 Oleh karenanya, protein-protein ini
mampu menyatukan berbagai kelompok protein kurir secara tetap. Komunikasi yang
sangat cepat di dalam sel-sel syaraf adalah hasil rancangan khusus ini.
Sebagai contoh protein
khusus yang berperan pada mekanisme komunikasi di dalam dunia sel, kita akan
membahas PSD-95. Protein kurir ini dianggap sebagai perantara di dalam neuron
yang terkait dengan pembelajaran.
Pada modul perangkai
protein PSD-95, ada tiga domain PDZ. Yang pertama, melekat pada ekor reseptor
di dalam sitoplasma; yang kedua mengendalikan saluran ion pada membran sel;
yang ketiga menangkap protein kurir di dalam sitoplasma. Dengan kata lain,
modul perangkai di dalam bangunan PSD-95 memungkinkannya mengatur beberapa
unsur komunikasi pada saat yang sama.
Sistem komunikasi yang
hebat ini tak terbatas pada sel-sel syaraf; sebuah sistem yang serupa di mata
kita. Anda membaca buku ini karena peran besar sistem komunikasi cepat pada sel-sel
mata Anda. Mekanisme hebat ini juga ditemukan pada mata hewan. Penelitian pada
lalat buah menunjukkan bahwa pada mata tahapt makhluk ini, yang terdiri dari
mata-mata yang lebih kecil, ada modul komunikasi khusus. Model operasi protein
kurir khusus “InaD” yang menyebabkan penyampaian pesan penglihatan dari mata ke
otak lalat buah dijelaskan di bawah ini.
Bagaimanakah protein
membentuk suatu sistem komunikasi yang begitu cerdas dan khusus? Dan
bagaimanakah protein ini mampu membentuk jaringan komunikasi agar segera
menanggapi berbagai kebutuhan dari 100 trilyun sel? Dan lagi-lagi, bagaimana
sistem modul yang dirancang dengan ajaibnya serasi satu sama lain dan
merumuskan pembentukan susunan yang rumit?
Sistem moduler pada dunia
sel dapat daripada Stasiun Luar Angkasa Internasional. Stasiun ini, yang
dibangun di atas sistem moduler, diakui sebagai salah satu pencapaian terhebat
di bidang teknik dalam sejarah umat manusia. Tak seorang pun dapat menyatakan
bahwa stasiun ruang angkasa ini terbentuk karena penggabungan acak atom-atom,
molekul-molekul, angin, petir, dan tenaga matahari. Nyatanya, kendaraan luar
angkasa ini dibangun sebagai hasil perhitungan teknik yang sangat rumit,
berdasarkan sekumpulan pengetahuan yang ditimbun selama bertahun-tahun oleh para
ilmuwan dari berbagai negara.
Siapakah yang membuat
sistem komunikasi ini bekerja di dalam sel-sel yang teknologinya sangat maju
sehingga para ilmuwan tak mampu mengungkapkan seluruh rahasianya?
Protein kurir dan sistem
komunikasi hebat yang dihasilkannya diciptakan dan diatur oleh Allah, “Dia menciptakan segala sesuatu” (QS
Al-Anam, 6:101) dan “mengatur urusan
dari langit ke bumi”. (QS As-Sajdah, 32: 5)
Dunia Ilmiah dan Komunikasi Seluler
Pada akhir abad ke-20,
terjadi berbagai kemajuan ilmiah di bidang komunikasi seluler. Langkah-langkah
besar telah diambil untuk memahami jaringan komunikasi di dalam tubuh kita.
Misalnya, jika kita melihat pada penganugerahan hadiah Nobel dalam 12 tahun
terakhir, enam dari anugerah-anugerah yang diberikan di bidang kedokteran
adalah untuk penelitian-penelitian di bidang komunikasi sel. Sistem yang telah
kami gambarkan sejauh ini adalah bagian keajaiban yang ditemukan sebagai hasil
penelitian-penelitian itu.
Seberapa jauh pencapaian
kita pada tahun 2003? Seberapa jauh lagi yang harus ditempuh dunia ilmiah?
Jawaban pertanyaan ini sangat penting karena jawaban-jawaban yang kita berikan
akan membantu kita memahami bahwa sistem komunikasi sel ini adalah kehebatan
penciptaan.
Di berbagai negara di
dunia, ada banyak organisasi, dengan anggaran keseluruhan jutaan dolar, yang
meneliti hal ini. Menjelang akhir tahun 2000, AFCS atau Alliance for Cellular
Signalling (Persekutuan bagi Pengisyaratan Seluler) didirikan. 20 univesitas
dan ratusan ilmuwan menjadi anggota perkumpulan ini, dan pendirinya, Alfred
Gilman, dianugerahi hadiah Nobel di tahun 1994 untuk hasil kerjanya di bidang
komunikasi seluler. Berikut perkataan Profesor Gilman tentang hal ini:
Saat otak membutuhkan
gula, hati harus melepaskannya. Jika otot membutuhkan lebih banyak darah,
jantung harus berdetak lebih cepat. Ratusan isyarat-isyarat kimia mengalir ke
seluruh tubuh, dilepaskan dari satu sel untuk mempengaruhi kegiatan sel lain.
Sel-sel terus-menerus dibanjiri dengan isyarat kimia berjumlah besar yang
memberitahu apa yang harus dilakukan dan bagaimana caranya... Masalah yang
lebih besar, dan yang paling sulit dijelaskan adalah, bagaimana semua modul ini
saling berinteraksi.48
Kemudian AFCS memulai
kerjanya demi tujuan ini, memaparkan proyeknya dengan pembandingan berikut;
Persekutuan ini akan
meluncurkan penjelajahan penelitian yang ditujukan ke dua benua (miosit
jantung, limfosit B). Kita mengetahui sedikit tentang garis pantai
masing-masing benua — beberapa pelabuhan dan gunung berjajar di dekat pantai
(reseptor, ligan, dan sketsa kasar jalur isyarat). Kemudian, pertama kita akan
berkonsentrasi pada penelusuran pantai secara lebih lengkap, pada awalnya
dengan memberikan lebih banyak perhatian pada pelabuhan yang kita kenal dengan
baik (misalnya, reseptor protein G dan protein G heterotrimer) tanpa
mengabaikan banyak hal yang tak kita ketahui dengan baik (kinase tirosin
reseptor, reseptor sitokin, dsb). Pemetaan bagian dalam benua ini dimulai
dengan penelusuran ke daerah daratan dekat pantai (sitosol), diikuti dengan
sungai dan jalur-jalur perdagangan (titik-titik genting jalur isyarat yang
sudah diketahui). Penelusuran lebih jauh akan menyebar dari titk-titik ini, dan
penjelajahan lanjutan akan lebih masuk ke pedalaman (sitoplasma ke inti)….49
Nyatanya, sebagaimana
diperlihatkan dalam paragraf di atas, informasi yang kita miliki tentang
komunikasi seluler ini amat terbatas, dalam beberapa tahun ke depan,
mikroorganisme-mikroorganisme akan menambah pengetahuan kita akan sistem lain.
Ada ilmuwan-ilmuwan yang
berbicara jujur dan tulus tentang hal ini. Salah satunya adalah pemenang Hadiah
Nobel bidang kedokteran tahun 1999, Gunter Blobel yang melakukan panelitian
tentang sistem “kode pos” dalam sel. Profesor terkenal dunia ini berkata
sebagai berikut di dalam sebuah wawancara tentang hal ini:
Mengejutkan betapa
sedikit yang kita ketahui tentang bagaimana sel bekerja… Dan akan makan waktu
yang sangat lama untuk mengetahuinya.50
Abad ke-21, dengan
kemajuan ilmu pengetahuan, akan membuat kita mempelajari lebih jauh tentang
keajaiban-keajaiban komunikasi dalam sel yang tak tertandingi. Bagi mereka yang
memahami, setiap sistem yang ditemukan adalah unjuk kearifan dan kekuasaan
abadi Allah, dan sebuah tanda yang mengingatkan kita bahwa Satu-Satunya yang
berhak disembah adalah Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar